Sabtu, 14 April 2012

Sepenggal Kisah Pejalanan di Akhir Pekan yang Geje

Ya,,ya,,,
Perasaan baru kemaren aku menghabiskan malam minggu dengan aktivitas yang selalu, geje ria. Oh, tidak. bukan geje. Tetap positif ko. Tentunya, setelah merampok lek Sandy makan bebek bakar gratis di sebuah warung tenda Sedati, aku menghabiskan waktu buat lihat pameran kesenian di Unesa. Meski awalnya antara iya dan tidak waktu mau berangkat, tapi akhirnya kesampaian juga buat dateng ke pameran itu. Sumpah, tenyata bagus-bagus dan keren banget karya seninya. ^^
Besoknya dilanjut melancong ke Pulau Garam dengan jalur darat buat berkunjung ke rumah dulur lawas (*teman lama.read.) Sicol. ^_^

Duh,,duh,, anaknya lucu banget. Pengen tak pites, bawa pulang pake kresek. hihii
Matanya itu lho,, hummm. Satu hal pertama yang ku kagumi dari seorang bayi. Matanya. ya, Matanya itu tenang banget. Walaupun katanya kalau bayi berumur belum genap sebulan itu belum bisa lihat. Coba deh perhatikan matanya, bening banget. Masih belum ada dosa, masih bersih. Jadi inget lagunya Padi, " Engkau terlahir bagai selembar kertas putih. Tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai, dan terwujud harmoni,,,,huoo..huoo". Sumpah, itu hal terindah ke-3 yang kurasa.

Pergi melancong cuma berdua, ditemani satu adek ku. Sebut dia Jumz (bukan nama sebenarnya).
Nih anak sangar poll,, hobinya sama dengan aku, suka melancong, baca, mencoba hal-hal baru, tapi yang lebih parah dan membedakan, dia nda isa naik motor. huftt.. ini yang paling menyebalkan, jadi kalo kemana-mana aku mesti jadi tukang ojeknya. huftt...
"dek, lain waktu kamu harus bisa nyetir motor ya."

Sampai di tekape, perut sudah lapar. Dimana sebelumnya sempat digoda hujan di sepanjang perjalanan, plus belum keisinya perut dari bangun tidur. Diawal jalan, kami sepakat buat cari makan selepas lewat jembatan Suramadu. Tapi sampai lokasi jadi ragu, takut kalo nda jasi berhemat. (huft. selalu saja, virus muflis mengikutiku). "Sebentar dek, warung disana keliatannya mahal, cari lagi ya,?" begitu jawabku setiap si Jumz ngajak berhenti. Sampai akhirnya tiba di lokasi (masih dalam kondisi lapar). Saat si empunya rumah menawari makan, waduww,,, cap cus dehh cynn,, nda pake basa basi, langsung aja kepala kami kompak mengangguk ke depan tanpa penolakan keraguan. Hahaa.. Bakso semangkuk plus lontong habis akibat kekhilafan kami ditambah beberapa krupuk di stoples.

Setelah perut kenyang, kami lanjutkan bercengkerama, dan kangen-kangenan.
Tiba-tiba, Jumz "Mbak, kalo udah nyampe sini nda mampir ke tempat wisata rugi mbak,"
Hmm,,,betul juga, akhirnya dengan semangat 45. (si Jumz, bukan sayya. sayya mah tetap bertahan, karena mata ngantuk berat) jumz browsing cari tempat wisata.
Sayya,"terserah kamu dek, searching o dulu, aku tak tidur bentar"
Aku pun tidur, bersandar kursi ruang tamu. Oh iyya, ceritanya nih pake setting di ruang tamu. Jumz pun lanjut searching, entah apa yang dia cari dan apa yang diobrolkan, yang pasti mataku sudah nda bisa diajak kompromi.

Beberapa ribu detik kemudian,,,,

Setting, masih Ruang tamu. Yang berbeda, posisi Jumz bukan berdiri dengan gagah memainkan laptop, melainkan  K-O jatuh tersungkur di sebelahku, Jeglekk! dia K-O ikutan tidur. Grrrrr..dasar payah.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang.
Selepas sholat, dilanjut makan siang lagi.. hummm enaknya kalo bertamu, tamu adalah raja, jadi kudu dijamu, hahaa
Jumz. masih ngotot, "Mbak kita jadi main kemana? ke Mercusuar yuk?"
Sayya, kasian " Ya udah terserah kamu aja. Tapi kita sekalian nunggu sholat dulu, nda enak, masih habis dikasih makan langsung ngacir?" (jawabku dengan sisa-sisa kesadaran)

Selepas sholat, kami lanjutkan perjalanan, ceritanya mbolang. Asli, sebenernya kita buta jalan. cuma berpegang teguh pada iman, dan keyakinan yang diyakin yakinkan.
Karena kami ragu dan takut nyasar, akhirnyaa kita memutuskan untuk bertanya ke mbak-mbak yang tak dikenal. "Kalau mau ke Mercusuar, mending jangan Dik, jalannya rawan soalnya. Apalagi cuma berdua. Bahaya."

Jumz. tetep bersikukuh "Mbak,,jangan sampai alasan itu menciutkan niat kita buat tetap kesaana."

Glodakk!
Akhirnya, setelah bernegosiasi dan berbicara panjang lebar, Jumz nurut. (Gimana mau nda nurut? apa mau pulang jalan kaki? wkk.. tenang. saya nda setega itu dek, hihii) Tapi pulangnya dia ngajak mampir ke Kampung Ilmu. Okelah, kalo yang ini aku setuju. Soalnya salah satu tempat favorit saya. hehee

Kalau sudah di tempat ini. saya pasti sukses buat membatalkan komitmen berhidup hemat. Lupa kalo lagi Muflis. fiuh.
Daftar buku yang berhasil merusak komitmen saya :
1. Perahu Kertas - Dee
2. Mimpi Sejuta Dollar -  Merry Riana
3. Ranah 3 Menara - A. Fuadi

Tapi nda papa lah,, rugi kalo sudah jauh-jauh kesana cuma beli satu buku. Mumpung dapet murah.. hihiii

Jumz : Nyengar-nyengir karena dapet buku murah tentang Design,
Alhamdulillah, jadi nda terlalu ngecewain tuh anak. hihii

Sudah.sudah.. perjalanan ini kita akhiri di Pom Bensin A. Yani Surabaya, si merah minta minum.
Terima kasih ku ucapkan buat Jumz (adek yang geje. but, selalu bisa bikin perjalanan lebih berwarna), Tuan Rumah, Sicol dan Ibu Mertua (Matur nuwun Mi, makanannya enak. Lain waktu  kami pasti bertandang kesana lagi), Mbak-mbak yang tidak dikenal namanya (Trims sudah bantu menyadarkan Jumz dari kekhilafannya :D), Lek Sandy (buat traktirannya. Ah, curang. untung kau nda jadi ikut kamu kencan, andai ikut pasti aku dikira manajer artis yang nemenin artisnya pemotretan, but,, Nice Pict ko hasilnya. Moga langgeng ya? ^_^)
Terima Kasih buat semua.

Rabu, 04 April 2012

M U F L I S

Definisi kata muflis sendiri ada 3 versi. Versi pertama dalam Bahasa Arab berarti "Pailit". Versi  keduanya dalam bahasa Inggris artinya "bangkrpt" yang oleh lidah pribumi Indonesia diseliwerkan menjadi "bangkrut". Versi ketiga dalam bahasa Alay-nya "Bokek". Sudah, pada intinya ditilik dari segi dan aspek mana pun, yang namanya MUFLIS itu tidak enak. 

Berbicara mengenai muflis, jadi inget salah satu sahabat saya, eh lebih tepat "paklek (*om-read)" saya. Lebih pantas disebut begitu karena ada bulu yang tumbuh tidak beraturan di pipinya. ^0^

Kami berdua mungkin dilahirkan dengan kesamaan nasib tapi berbeda sejarah. Umur jarak setahun, tapi keliatan banget kalo dia orangnya boros. Keliatan dari mukanya, Hihii. Mengaku anak band, gaya. Tukang pencet Piano. Sering dipanggil manggung di Caffe daerah Sidoarjo. Ini salah satu kebanggan dia, "Biasa, anak ben lek...". hmm Alay. Saya yang anak Qasidah saja biasa aja,
Oh iya, sebut saja dia Lek Sandy. Sandy morse, sandy rumput, sandy semaphore, dan,,,sandy sandy yang lainnya. Lulusan Sarjana Kimia tapi terdampar kerja sales alat-alat kesehatan. ck.ck.. disyukuri. 

Awal bulan kerja, gaji hanya numpang lewat, tanpa salam tanpa good bye. Biasa, remaja banyak kebutuhan. Setiap bulan sudah ada pos-pos yang antre untuk di isi. Kalau sudah begitu, untuk makan sehari-hari pun kudu hidup prihatin. Dari keadaan yang mengenaskan itu lah, kami berdua (*Me dan Lek Sandy) sepakat untuk bawa bekal setiap hari, "demi masa depan yang lebih cerah". Begitu motto hidup yang kami pekikkan dengan sumringah.

Pernah, di akhir bulan di ujung kemuflisan, kami sempat berembug untuk menghemat 5 lembar duit bergambar KAPITAN PATTIMURA. Kebetulan saat itu kami tidak membawa bekal, alasannya "bosen, pengen makan di luar". Ya sudah, dengan mengerahkan segenap pikiran, kami memutuskan untuk membeli makanan yang dapatnya banyak dengan harga maksimal lima ribu minimal, seminimal-minimalnya alias gak bayar. hehee

Awalnya kami sempat galau. Duit "sebanyak" itu ada beberapa menu pilihan :
1. Gado-Gado
2. Mie Ayam
3. Lontong Balap
4. Nasi Mbak Endang

Akhirnya, setelah menimbang, menyimak dan memikirkan, kami putuskan untuk membeli nasinya Mbak Endang. Dengan wajah sumringah semangat kegirangan, Alhamdulillahhh... kenyang juga walopun sebungkus di bagi dua.

Astaghfirullah,,,
Kami benar-benar sudah merusak paradigma masyarakat terhadap penilaian bahwa pegawai kantoran selalu mewah, bergelimang duit, keren, gadget oke, bermobil, de-el-el. 
ngerusak reputasi.!! owwwww mennnnnnn ....!
jeglekk!
Padahal kalo tahu ya, betapa nelangsanya hati kami,, betapa pilunya hati kami, andai hati kami bisa menjerit,,pasti tukang tambal ban pada bingung. (jadi bukan hanya mahasiswa aja yang bisa menjerit minta diturunkan harga BBM. Mungkin kita salah satu pendukung harga BBM naik, karena kalo BBM naik, gaji juga naik. hehee..)

Sebenarnya tulisan ini dibuat bukan sebagai barang bukti bahwa kerjaan kami cuma mengeluh, tapi ini adalah salah satu cara kami menikmati hidup. Walaupun kami masih kurang sekarang, tapi kami bisa tetap survive dengan gaya yang sok cool.

Beberapa hikmah yang bisa diambil dari ke-muflis-an :
1. mengajarkan kita untuk hidup sederhana, karena kalau mau hidup mewah fulus  yang dipake ga ada.
2. mengajarkan kita lebih hemat, karena mau boros mesti mikir-mikir.
3. jadi lebih open sama temen, soalnya kalo tertutup, pada ga tahu kalo kita lagi butuh sokongan dana
 
Wah, kenapa saya nulis ini ya? kan semuanya jadi tahu kalo kami sedang kesulitan finansial?

kasihani kami pak, bu, mas, mbak, paklek, bulek.. 
monggo ditransfer dengan ikhlas ke rekening kami.. 0((>..<))0