Rabu, 23 Juli 2014

Aku Rapopo

Siang-siang buka beranda Facebook, nemu mainan tanya jawab. Langsung flashback deh ke masa seragam merah putih. Sebenarnya ini nda penting, jadi nda usah di baca, anggap saja aku lagi alay dan lagi nganggur.

1. Nama asli kamu?
= Siti Rahayu Sri Lestari
2. Nama samaran?
= Rahayu, Tari
3. Umur kamu?
= 23
4. Inisial First love kamu?
= Lahacia, takut ge-er.
5. Hal apa yang buat kamu jengkel?
= Menunggu
6. Kamu punya peliharaan?
= Nda.
7. Apa? Namanya siapa?
= Nda punya.
8. Tinggi badan kamu?
= 153
9. Berat badan kamu?
= please. -___-
10. Angka kesukaan kamu?
= 21
11. Bulan kesukaan kamu?
= Ramadhan
12. Hari kesukaan kamu?
= Ahad
13. Musik kesukaan kamu?
= Yang liriknya suka kasih nasehat.
14. Hal terindah yang pernah kamu lakuin?
= pergi ke mall sendiri, naik bis sendiri, ke pantai sendiri, naik bemo sendiri, naik kereta sendiri. Pokoknya kalau lagi menyendiri.
15. Pernah mencoba untuk bunuh diri?
= Pernah.
16. Dengan cara apa?
= Minum bodrexin satu pack.
17. Film terakhir yang kamu tonton di laptop atau komputer kamu? .-.
= a beautifl mind
18. Musim kesukaan kamu?
= musim liburan
19. Alasan suka?
= Ya karena liburan.
20. Buah kesukaan kamu?
= semangka, jeruk.
21. Warna baju kamu yang sekarang kamu pakai?
= coklat
22. Motifnya apa?
= api bulet-bulet
23. Punya handphone?
= yes
24. Dibeliin atau beli sendiri?
= ada yang beli sendiri ada yang dibelikan
25. Suka shopping?
= tergantung
26. Nama kecil kamu?
= tari
27. Baju yang sering kamu pake?
= rok dan gamis
28. Merek sepatu pergi kamu apa?
= lahacia. takut ngiklan.
29. Ukuran sepatu kamu?
= 39-40
30. Benda kesayangan kamu waktu kecil?
= bekel
31. Yang kamu suka dari wajah kamu?
= hidung, gede kaya jambu klampok
32. Hal yang paling memalukan dalam hidup kamu?
= pipis di pasar ketauan temen es-de
33. Apa ada orang yang kamu benci?
= aku memaafkan semua orang
33. Siapa dia?
= nda ada
34. Orang yang akhir-akhir ini akrab sama kamu
= aku berusaha akrab dengan banyak orang
35. Seharian biasanya ngapain aja?
= kerja, kuliah, internetan, baca
36. Golongan darah kamu?
= A+
37. Menurut kamu, kamu itu gimana?
= berusaha berpikir serasional mungkin untuk melihat sisi dunia dari perspektif yang lain
38. Menurut orang tua kamu, kamu anak yang gimana?
= baik dan manislah. bapak emak guweh gitu lho -___-
39. Kamu suka masak atau enggak?
= suka 

 40. Kalau iya Masak apa? Jujur ya :>
= segala macam sayur dengan satu jenis masakan, tumis.
41. Kalau kamu pergi, baju apa yang biasanya kamu pakai?
= rok lebar dan gamis
42. Suka pakai aksesoris? (cowok cewek)
= ya
43. Akesoris apa? (jam tangan/ topi/ de el el)
= jam tangan
44. Kamu berapa bersaudara?
= 4
45. Kalo pergi boleh milih, pengennya sama siapa?
= sama abi
46. Makanan kesukaan kamu apa?
= bakso yang suka lewat pake rombong. Merasa istimewa, dianterin langsung sama bapaknya.
47. Minuman kesukaan?
= air putih
48. Kalau kamu bisa punya pacar animasi, pengennya sama siapa?
= aku sukanya cuma doraemon, tapi masa iya sama doraemon atau nobita?
49. Kalo boleh milih, kamu pengen tinggal dimana?
= di kampung yang berhalaman luas.
50. Kamu tipe orang yang gimana sih biasanya kalau sama orang yang baru dikenal?
= langsung akrab.
51. Paling suka ngasih hadiah apa dikasih?
= ngasih. ngerasa kaya aja kalo bisa ngasih.
52. Menurut kamu, cinta itu apa?
= cinta? apa ya? coba tanya google.
53. Kalau lagi sedih biasanya ngapain?
= diem di kamar. ngelakuin semua sendirian.

 54. Suka gambar?
= lumayan
55. Kalau iya, gambar apa?
= gunung dan rumah-rumahan.
56. Alatnya apa aja?
= kertas, pensil atau bolpen.
57. Menurut kamu, dikeluarga kamu siapa yang paling jengkelin?
= nda ada
58. Warna kesukaan kamu?
= biru 

59. Kamu suka bunga apa?
= bunga sepatu
60. Alesannya kenapa?
= sederhana dan bersahaja, bisa tumbuh dimana saja.

 61. Pernah ngerasain nyesek gara gara suka seseorang?
= menurut ngana??

 62. Agama kamu apa? (maaf)
= Islam

 63. Oh iya lupa, kamu cewek atau cowok?
= cewek tulen
64. Hal yang paling berkesan dalam hidup kamu?
= Menjadi orang paling bahagia di dunia
65. Kamu punya nomor telfon berapa banyak?
= 3
66. Untuk apa aja?
= . sms, telpon dan bbm
67. Tipe cewek kamu gimana?
= . eike cewek keles -____-
68. Menurut kamu, kamu cantik atau enggak?
= cantiklah.
69. Kamu kalau punya pacar maunya senpaii atau kouhai?
= senpaii dong
70. Rambut kamu warna apa?
= hitam
71. Modelnya gimana? Panjang ? Pendek?
= lahacia
72. Dulu waktu masih kecil, kata mamamu kamu orangnya?
= lucu, pencilakan, nangisan.
73. Apa masih sama dengan sekarang?
= hehhhh... in syaa Allah nda.
74. Nomor absen kamu terakhir sekolah berapa?
= 6
75. Pernah niat buat ngebunuh orang?
= nda
76. Alasannya kenapa?
= liat tikus mati aja uda lemes, gimana mau ngebunuh?
77. Kamu lagi suka sama seseorang?
= emmmmmmm......
78. Kenapa bisa?
= emmmmmmm.....
79. Kapan kamu ulang tahun?
= 21 oktober
80. Ulang tahun terindah bagi kamu itu kapan?
= ulang tahun ke-21
81. Kapan terakhir kamu telfon orang?
= tadi pagi
82. Siapa yang kamu telfon?
= klien
83. Bahas apa?
= laporan keuangan
84. Mata pelajaran kesukaan kamu?
= bahasa indonesia, ips
85. Alasan suka?
= suka yang bisa langsung diterapkan di kehidupan saja.
86. Mata pelajaran yang kamu gasuka?
= sebenernya yang berhubungan dengan matematika
87. Alasan ga suka?
= rumusnya suka kembar
88. Apa kamu punya musuh?
= nda ada
89. Musuhan gara gara apa?
=
aku memaafkan semua orang 
90. Dia atau kamu yang mulai?
= dibilangin nda ada ko.
91. Siapa musisi favorit kamu?
= opick, amanda, edcoustic, raihan.
92. Musik yang sering kamu dengerin?
= musiknya mereka (nunjuk nomer 91)
93. Suka ngemil kah?
= kadang
94. Apa aja yang dicemil?
= apa aja, asal bukan kayu dan plastik
95. Apa warna tas dan motif tas kamu?
= hitam, polos.
96. Gambar tema hape kamu apa?
= poto bapak ibu sama ponakan
97. Suka merhatiin orang?
= suka banget
98. Kamu punya sahabat? Siapa?
= ada deh.
99. Kamu suka jahil kah?
= kadang, kalo lagi kumat.
100. Kamu anak ke berapa?
= 4. eh, kenapa nda nanya dari tadi???

Minggu, 13 Juli 2014

Saya Orang Paling Bahagia

Siapa orang paling bahagia di dunia ini?
Angkat tanganmu tinggi dan katakan, SAYA ORANG PALING BAHAGIA.

Bila memiliki Bapak dan Ibu, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila memiliki saudara yang menyayangimu, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila memiliki pasangan yang soleh dan solihah, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila hartamu habis karena menafkahkan pada orang lain, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih banyak teman yang bisa kau tegur, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila pekerjaanmu terlaksana sesuai amanah, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih ada teman yang menasehatimu, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih ada makanan di meja makan, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih memiliki kesempatan untuk belajar, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih memiliki mimpi yang kuat, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih ringan langkahmu menuju majelis ilmu, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih dipertemukan dengan orang yang menyakitimu, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih ada pelukan hangat sahabat, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"
Bila masih tersimpan rasa yang meluap untuk Allah-mu, katakan "Saya Orang Paling Bahagia"

*******

Sore itu menjadi bukti betapa kasih sayang Allah begitu luas, dan betapa Allah sesuai dengan prasangka. Tepat seperti kretekan hati. Maka nikmat Allah mana lagi yang harus didustakan? Allah saja menunjukkan rasa cintaNya, mengapa harus malu menunjukkan balik?

Siapa yang menggerakkan lidahmu untuk berdzikir?
Siapa yang memilihkan baju hingga orang memuji dirimu?
Siapa yang membelikan kendaraan hingga mudah kemanapun kau pergi?
Siapa yang membuatmu ingat hari ini hari Senin?
Siapa yang memilihkan menu buka yang enak untukmu?
Siapa yang mengenalkanmu pada lagu-lagu yang mengingatkanmu padaNya?
Siapa yang membuatmu menangis pada setiap sentuhan hati?
Siapa yang membnuat orang lain menyayangimu?

ALLAH AZZA WA JALLA  jawabnya.

Percaya atau tidak, namun harus percaya bahwa apa yang terjadi dalam tiap detik ini sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz. Orang-orang yang akan kita temui, baju yang kita kenakan, makanan yang kita makan, tempat yang kita kunjungi, ucapan yang kita keluarkan, sikap yang kita lakukan, bahkan niat yang masih dalam hati. Allah sudah menulis di kitab agungNya... 
Saya adalah 
"Orang Paling Bahagia, because Inallaha ma'ana...."

Ayo tunjukkan, Islam ada di wajah, di senyum, di langkah, di tangan, di kaki, di pendengaran. Islam ada pada diri kita.

Alam Semesta, 14072014
-SRSL-

Kelakar Sunyi

Tepat pukul tiga pagi pada Senin dua puluh satu mei dua ribu. Punggungku nampak merunduk dengan tangan melingkar pada kedua kaki. Menyembunyikan wajah di balik semburat hiruk pikuk dengungan lalat. Menutup mata tak menjanjikan dunia terlihat buta. Semua wajah berkeliling meneriakkan suara. Apa-apaan ini?

Kueratkan pelukkan pada kaki dan berusaha menulikan pendengaran. Suara-suara bising masih saja menggelayut parau. Tidak-tidak. Bukan ini yang kumaksud. Semua terasa penuh seakan ingin meluap. Namun hanya ada di dalam, kau tak mampu melihatnya. 

Bila ilalang kering mampu bereinkarnasi, maka fatamorgana wajah-wajah itu semakin kuat menghijau. Ingin sekali kusebarkan sapi, agar mereka menelanmu tanpa sisa. Aku suka sapi, karena ia tak suka berpikir panjang. 

Mata yang masih mengatup, telinga yang ditulikan, serta mulut yang otomatis terkunci. Tuhan, aku masih melihat, aku masih mendengar, namun tak seuntai pun tersampaikan. Aku ingin terlelap. Terkadang, tidur pulas ialah mimpi yang menjadi nyata. 

Tuhan, aku ingin melihatnya dari jauh. Tidak-tidak, dari dekat saja. Agar dapat kulihat senyum membakar itu. Tuhan, aku ingin meraih tangannya, untuk kutarik pada duniaku. Tidak-tidak, hanya agar dia tahu ada satu rasa yang ikhlas kukembalikan padaMu.

Kamis, 10 Juli 2014

Woles Brrroooooo!!!

Aku selalu meyakinkan diri bahwa karakter adalah pilihan. Dalam Islam, karakter baik dinamakan akhlaqul karimah. Karakter baik datangnya dari Allah dan itu tak serta merta dihadirkan dengan instan. Pada dasarnya kita adalah sama, ketika dilahirkan semua dalam keadaan netral. Belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pembentuk pertama ialah lingkungan terdekat, yakni keluarga. 

Beberapa hari ini aku sering diingatkan untuk bergegas. Bergegegas dan bergegas. 
Bergegas tentu berbeda dengan tergesa-gesa. Bergegas berarti menyegerakan, sedangakan tergesa berarti menunda. Itu artinya, tergesa adalah hadiah dari malas. Malas merupakan salah satu hawa nafsu. Jadi, nafsu itu tak cukup hanya nafsu makan dan nafsu dalam arti konotasi negatif lainnya. 

Aku sendiri merasa tertampar bila menerima hadiahnya. Menyesal dan menyesal saja. Selalu. Ughhhh... bahkan aku kesal pada diriku. Ternyata, menunda lima atau sepuluh menit saja pengaruhnya sudah besar sekali. Misalnya, selepas shalat subuh, kita memiliki dua pilihan. Pertama, bangun lalu melakukan pekerjaan rumah atau membaca buku. Ataukah kita melanjutkan bersembunyi di balik selimut hangat?

Satu hal yang kusadari, memilih tidur dengan waktu yang singkat dan hati yang tidak tenang justru membuat tubuh tidak semangat saat harus kembali beraktifitas. Belum lagi bila saat terlelap singkat tersebut kita mendapat mimpi yang tidak mengenakkan. Ah...lagi-lagi Rasulullah SAW benar...Selain berpengaruh pada rejeki, karena kondisi tubuh yang terlanjur "lemas" membuat kita malas untuk bekerja. Dengan malas bangun ternyata membuat kita melewatkan doa Rasulullah yang meminta keberkahan atas umatnya yang bangun di pagi hari. Wah, kalau Rasulullah sudah berdoa, tapi kitanya masih tidur, ya bablas ngowos aja tuh doa. Lebih parah lagi bila tidur yang tidak berkualitas tadi meninggalkan sisa-sisa kantuk dalam perjalanan. Nah, apa tak berbahaya tuh? 

Islam memerintahkan bergegas dalam hal apapun. Kalau dalam bahasa Indonesia disebut cekatan atau cakcek bila dalam bahasa Jawa. Bila kinerja seseorang diukur dari caranya makan, maka saya tidak setuju. Buktinya, Rasulullah saja kalau makan sangat menjaga betul tekniknya. Tidak tergesa juga tak melambat. Pas pada takarannya namun tetap terjaga kualitas kerjanya.

Menunda mengerjakan tugas kuliah itu merepotkan. Menunda pekerjaan untuk bikin KKP itu merepotkan. Menunda untuk mencuci motor itu juga merepotkan. Intinya, apapun yang ditunda itu merepotkan. Orang yang suka menunda pasti hatinya sering tak tenang karena sering tergesa. Adrenalin dan jantung terpompa dengan cepat. Pantas jika perangainya grusa-grusu. Naudzubillah....

Kini aku benar-benar menyadari betapa waktu yang diberikan Allah itu singkat sekali. Dalam 24 jam, berapakah waktu yang diberikan untuk Allah? minimal untuk tetap terkoneksi dengan kuat denganNya? 

Rabb...Aku tak pernah tahu berapakah jatah yang Engkau beri. Bisa tahun ini, bulan ini, minggu ini, hari ini, jam ini, menit ini, atau bahkan detik ini. Namun aku mohon Rabbi, berikan sisa usia yang berkah untuk membahagiakan banyak orang. Sadarkan bahwa kehidupan kekal membutuhkan perjuangan yang tak mudah. Khusyukkan shalatku, ringankan langkah dan hatiku menuju kebaikan. Rabbi...Rabbi...I`am yours...

Aih...sebetulnya tulisan ini dibuat sebagai pengingat dan pencubitku jika malas bangun atau menunda-nunda.

Bila karakter baik datangnya dari Allah, maka sudah seharusnya kita memintanya ke Allah. Sang Maestro pemahat diri kita. Semoga diringankan langkah kita untuk menyegerakan serta dilindungi dari sifat malas dan menunda. So, WOLES BRRROOOOOO!!!!!

AlamSemesta, 10072014
-SRSL-

Senin, 07 Juli 2014

Menceracau

Aku seorang pemimpi yang berharap bisa rajin lari pagi. Sebuah impian yang tercatat sejak dua tahun lalu. Impian yang selalu gagal bahkan sebelum terencana. Sepatu kets putih bulukan dan celana training yang berujung pengganti piyama setiap malam, seakan meronta karena tercabut haknya sebagai perangkat olahraga. Alas karet yang semakin mengeras dan lepas.

Aku juga memiliki aquarium berbentuk stoples yang telah pensiun fungsi dan tersimpan tak rapi di atas lemari pakaian. Sudah berapa nyawa yang tinggal di dalamnya. Mulai ikan hias yang hampir setiap minggu ada satu dua yang mati. Terakhir kunyatakan menyerah pada dua ekor kura-kura yang beranjak remaja. Seekor telah mati karena terbatasnya ruang gerak, menyadari semakin berdosa, maka kuputuskan untuk menitipkan pada seorang sahabat untuk dilepaskan ke kolam ikan pekarangan rumahnya. Apa kabar Bags? Pasti cangkangmu semakin besar dan keras. Kuku di selaput jarimu juga pasti semakin panjang dan tajam. Bags, nama kura-kuraku yang tersisa.

Saat masih kecil, aku memiliki seorang teman sekolah dan teman bermain di rumah. Orang tuaku yang berjualan di pasar, membuatku akrab bermain di sekitar pasar saat tak sekolah. Di depan pasar, ada komplek bangunan semacam Plasa yang gagal beroperasi. Setiap sore, aku dan temanku bermain disana. Bersepeda, lari-larian, bersenda gurau maupun tidur bergulung-gulung di pintu masuk yang memang bentuknya naik seperti gundukan. Hampir setiap sore kami menemukan bangkai burung emprit di dekat taman. Bermodalkan ranting kecil, kami berdua menggali sebuah lubang dan menguburkan bangkai di dalamnya. Kemudian, di atas kuburan kami taburkan daun-daun dan rontokan bunga bougenville. Terakhir, kami mendoakan agar arwah burung diterima Allah dengan iringan Surat Al Fatihah. Ah, anak-anak....

Aku bersyukur memiliki sepeda motor bebek tahun 2010-an. Sebuah sepeda motor yang sudah kugambarkan sejak lama warna dan bentuknya, hingga benar-benar terealisasi di tahun 2011. Sepeda yang hampir tidak pernah rewel meski setirnya sedikit bengkok ke kanan. Dia juga tak pernah berontak meski si empunya ini malas memandikan.

Aku masih menyimpan koleksi mainan hadiah dari chiki-chiki sejak jaman eS-De. Mulai koin perak hadiah snack Jari-Jari, pin, crayon tumpuk, kartu gambar Power Rangers, kuku-kuku palsu, gantungan kunci ada loncengnya, sticker blink-blink bentuk huruf, dan masih banyak lagi. Semua kusimpan dalam bekas wadah bedak bayi Rita. 

Aku orang yang suka sayang membuang barang, apalagi jika itu termasuk barang berharga. (Termasuk tiket nonton dan segala hal yang kuanggap bersejarah). Meski pada akhirnya barang-barang tersebut kubuang dengan sendirinya. Hahaha. Siapa yang bisa mengalahkan waktu? Tak terkecuali kenangan. Semua itu absurd, waktulah yang berkuasa. Satu hal yang pasti, bahwa tak ada yang tak pasti. Itu yang kuyakini. 

-SRSL-
AlamSemestaBergejolak, 08072014





Ketika Harus Memilih

Panggilan mereka pada beliau menunjukkan betapa banyaknya usia saya. Seperempat abad kurang dua tahun. Ukuran tubuh yang cenderung mungil, seringkali lupa bahwa sudah setua itu. Bahkan tinggi badan yang tak jauh berbeda dengan anak SMP membuat saya yakin bila masih imut. 

Ko, aku ngerasa belum mencapai apa-apa yah?

Pernah berpikir seperti itu tidak?
Pikiran itu sering kali menjalar liar tak karuan. Bila sudah kelelahan, aku hanya diam tak ingin berkata dan berpikir apa-apa. Terkadang, tidur pulas ialah mimpi yang menjadi nyata.

Menyadari usia Ibu dan Bapak yang tak lagi muda, membuat saya berpikir keras untuk membahagiakan lebih cepat. Tidak mudah, memang. Namun harus.

Bapak tak pernah mengajakku pergi tamasya. Terakhir, waktu masih usia enam tahun. Saat itu masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Bila temanku yang lain ditemani Ibunya, maka Bapak ialah pria yang setia memanggulku saat kelelahan mengelilingi arena bermain. 

Ibuku lebih memilih di pasar menggantikan tugas bapak berjualan. Entahlah, bila kutangkap, ibu mengalami semacam keminderan berinteraksi. Mungkin lingkungan itu yang menciptakan saya seperti ini. Lebih memiliki banyak teman di luar rumah daripada dekat dengan tetangga.

Ibuku sosok yang suka bercerita, sesungguhnya. Namun, kini aku kehilangan ke"cerewet"an tersebut. Kesibukan kerja dan kuliah yang menyebabkanku harus pulang malam, hanya bisa menemui ibu yang sedang tertidur pulas dengan dengkuran khasnya. Kini ku tahu, dengkuran itu yang kurindu.

Hidup selalu diliputi pilihan. 
Semuanya selalu beresiko. Menimbang tanggungjawab. Kupikir semuanya harus dipertanggungjawabkan. Memilih untuk mabit dengan teman-teman di kampus atau menemani ibu yang sedang sakit. Perih rasanya. Andai tak begitu diperlukan saat acara kemarin, maka aku akan lebih memilih menghabiskan akhir pekan di rumah.

Malam itu kukatakan pada Ibu, "Bu, saya berangkat ya? Nanti jam 22.00 wib saya pulang, jam 02.00 saya berangkat lagi. Kasihan teman-teman, Bu. Butuh semangat untuk tetap berjuang." 

Kulihat Ibu dengan sedih. Ibu yang saat itu tak berhenti menangis menahan sakit, membuatku semakin miris. Ah, andai tubuh ini bisa membelah. Ibu melepasku dengan iya yang dipaksakan. Aku tak tahu, mungkin dalam tangisan itu menetes pula kekecewaan atas sikapku. 

Pukul 21.30 wib.
Kutulis sebuah pesan singkat di notes catatanku untuk seorang teman.
"Mbak, nanti setelah ramah tamah aku pulang. Jam 02.00 balik lagi. Ibu sakit."
Dijawab anggukan yang berarti iya. Tak akan ada alasan yang menolak untuk itu.

Tiba-tiba layar handphone berkedip. "Yang Mulia Bapak" tertera di layarnya.

Aku beranjak keluar masjid untuk mengangkat telepon.

"Assalamu'alaikum... Iya, Pak?"

"Dimana, Nduk? Nda usah pulang, Ibu udah enakan"
Terdengar suara Bapak di seberang, tak lama disusul suara parau Ibu.
"Ibu sudah enakan, nda usah pulang. Lanjutkan dulu kegiatanmu."

Ada rasa bersalah disitu. Bisa jadi itu hanya ungkapan kasihan karena tak tega melihatku bolak-balik di tengah malam. Tak tenang. Masih.

Alhamdulillah, mabit bulan ini sungguh menyulut semangat untuk terus mengajak beribadah bersama. Meski tujuh orang teman sekelas yang menyatakan hadir, namun ternyata hanya satu orang saja yang diberi rezeki sempat. Namun beberapa peserta yang hadir mengajak teman yang lainnya. Jadi, perhitungan awal tercapai 30 orang peserta, Alhamdulillah tercukupi. Semoga diberikan hidayah yang lebih lagi untukmu. Sahabatku yang lain, semoga diberi rezeki sempat. 

Keesokan harinya, aku bergegas pulang untuk melanjutkan kegiatan dengan teman Forum Lingkar Pena. Lagi-lagi aku harus memilih.

Ibu ternyata masih lemas. Ingin sekali kuurungkan untuk tak ikut kegiatan. Namun, mengingat sudah mengiyakan di pembagian tugas kemarin, membuatku tak enak dengan teman yang lain. Berpikir keras dan menimbang-nimbang lagi. 

Akhirnya... Kuputuskan untuk mengikuti kegiatan dengan memastikan pulang jam 13.00 WIB.

Kegiatan tetap berlangsung namun hati tetap tak tenang. Teringat Ibu selalu.

Selepas kegiatan, aku langsung pulang. Kulihat ibu masih menangis kesakitan, kupeluk ibu dan kuajak tidur. Kujanjikan nanti pukul 16.00 sore untuk mengantar berobaT.

Tiba saatnya berobat. Ujian sabar di depan mata, kami harus menunggu antrean sampai pukul 19.00 WIB. Setelah keluar dari ruang periksa, Ibu mendadak terduduk lemas di kursi tunggu. Ibu pingsan! Masya Allah.... Kupeluk ibu, kucoba bangunkan. Sekitar lima menit ibu tak sadar, setelah menunggu ibu benar-benar kuat untuk berjalan, kamipun pulang.

Sesampainya di rumah, Bapak sudah gelisah karena tak dapat menghubungiku, handphone-ku tertinggal di rumah. Apapun yang terjadi, alhamdulillah... syukur atas kasihMu.. Bila tanpa pertolonganMu, tentu tak dapat lagi kupeluk ibu.

Hidup. Ya hidup.
Selalu memilih. Selalu beresiko. Semoga kita semakin bijak dalam mengambil keputusan...

Allah lagi...lagi...dan lagi.

-SRSL-
Alam Semesta, Juni 2014