Jumat, 22 Februari 2013

Ramuan Jodoh

"Intinya, dalam hidup ini selalu mintalah yang terbaik pada sang Pemilik Cinta, dengan begitu akan dikirimkan orang yang tepat. Jangan lupa pantaskan dirimu agar dipantaskan pula jodohmu. Kalau sudah dapat, jangan lupa diikat si cupid biar si cupid tidak sembarangan lagi menembakkan panah cintanya."

Kawanku, entah dari mana aku memulai tulisan ini.Memanfaatkan momen di bulan cinta ini, tulisanku sedikit berbau virus merah jambu. Hehee
Kawan, kalau aku bertanya apa wetonmu?
Kira-kira apa yang ada dalam benakku? Apa terpikir pertanyaan apa yang akan ku tanyakan selanjutnya?
Hmmm...
Begini, sebetulnya aku benar-benar bingung dengan ilmu kejawen. Bagaimana tidak, jodoh pun masih berkaitan dengan perwetonan. Sekarang, aku kemabli bertanya, menurutmu apa ada korelasi Weton vs Jodoh?

Bukankah, selama ini banyak juga orang kejawen yang harus berakhir hubungan rumah tangganya meski keduanya sama-sama cocok dalam sisi perwetonan? Aku yakin di luar sana masih banyak orang yang berpikiran tentang ini.

Kata orang-orang tua lawas berpendapat, "kita itu orang jawa, ya harus ikut adat jawa". Baiklah... tapi bukan berarti kita mengkultuskan weton, bukan?. Setahuku, di bumi ini yang ada adalah hukum timbal balik. Setiap apa yang terjadi itu sebetulnya kita sudah merasakan. Bukankah hati itu barometer tentang hal-hal yang akan terjadi? Itulah mengapa manusia selalu disebut sebagai makhluk paling sempurna karena kita dilengkapi oleh Allah dengan intuisi dan hati nurani.

Setiap manusia memiliki jodoh sendiri. Terlepas dari bebet bobot kriteria yang ditentukan. Allah tidak pernah salah menjodohkan. Kembali ke wacana. Lalu, jika kita menjalin hubungan dengan seseorang, ketika sama-sama serius ingin melangkah lebih jauh, kemudian ternyata weton tidak cocok. Lantas, apakah orang tua harus memisahkan begitu saja? Bila dikaitkan dengan hukum timbal balik, semuanya itu berawal dari pikiran.

Cinta memang membutakan, tapi ironis sekali jika orang tua berusaha membuka mata hati dengan mengaitkan pada weton. Apa hanya itu penilaian paling kronis dalam perjodohan? Lalu, kriteria bebet bobot yang lain apa tidak sama pentingnya?

Cinta itu harus diperjuangkan. Ya, saya setuju.
Saya tidak bersikap apatis dengan ilmu kejawen satu ini. Karena bagi saya, pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan, tapi juga dua keluarga. Akan sangat disayangkan jika hanya berpedoman pada perwetonan.

Setiap hubungan yang menjalani adalah dua insan tersebut, orang tua cukup mendoakan dan mendukung saja . Masih ada Allah yang Maha Menjaga. Selama kita berpegang teguh pada keimanan, Allah apsti melindungi keluarga kita.

Pernah satu kali berdiskusi dengan satu kawan saya, dia berkata. "Tapi bener lho, Tar. Dulu waktu kakakku menikah, banyak banget halangannya, mulai dari inilah..itulah..."
Hmm..mungkin tidak akan ada habisnya jika membahas tentang ini. Hahaa
Sampai-sampai pernah tercetus untuk melakukan suatu penelitian ilmiah mengenai Jodoh VS Weton. :D

Banyak sekali uneg-unegku. Kalau dibaca dengan sadar, mungkin kalian akan menilai aku orang yang pembangkang. Haahaa
Tidak kawan, aku hanya ingin menyampaikan keresahanku.

Intinya, dalam hidup ini selalu  mintalah yang terbaik pada sang Pemilik Cinta, dengan begitu akan dikirimkan orang yang tepat. Jangan lupa pantaskan dirimu agar dipantaskan pula jodohmu. Kalau sudah dapat, jangan lupa diikat si cupid biar si cupid tidak sembarangan lagi menembakkan panah cintanya. :D


-Rahayu Lestary. Di suatu sore menjelang senja-

5 komentar:

  1. "mintalah yang terbaik pada sang Pemilik Cinta" setuju banget...
    tinggal minta aja kok susah banget.. he he ...
    kalau diberi banyak rintangan dan kesulitan itu tanda tidak direstui, kalau di beri kemudahan itu landa restu dari sang Pencipta..

    kadang2 kita sih.. yang suka MEKSO...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul juga ya kang? kan ridho-Nya apa kata ortu?
      Tapi emang harus sedikit MEKSO buat perjuangin, :D

      Hapus
    2. kenapa harus "MEKSO"? tuwing..? twing..? tuwing..?
      apa kita masih ragu dengan "ridho-NYA apa kata ortu"
      semua keinginan ortu adalah yang terbaik buat anaknya..
      ortu sudah berpengalaman, mereka sudah pernah menjalani masa2 kita, sedangkan kita belum pernah menjalani masa ortu..
      kalau kita tetap "MEKSO" itu namanya egois..
      jadikan ORTU pusaka hidup didalam rumah kita...
      kalau kita sekarang maunya MEMBANGKANG berarti kita belajar mengajari anak kita untuk MEMBANGKANG
      ibaratnya :
      kalau kita menanam padi pasti akan tumbuh padi, rumput pun jg akan tumbuh disekitarnya. tetapi kalau kita menanam rumput hanya rumput yang akan tumbuh... gk usah aku jelaskan ya.. Tary pasti dah bisa ngartikan ..
      disini aku gk ceramah, tp kita saling menasehati... EKO..!!
      HIDAYAH itu datangnya dari hati, NAFSU itu datangnya dari akal..
      selamat ber -j!h4o!- Saudaraku...

      Hapus
    3. sip sip..like two thumbs kang :)
      Bismillah,,semoga pilihan kita juga pilihan bapak ibi, yang itu artinya ridho mereka ridho-Nya juga, iya kan?

      Hapus