Senin, 18 November 2013

Berpuisi Bareng FLP Surabaya

Pertemuan pertama seleksi anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Surabaya di pekan kedua bulan Nopember 2013, bertepatan tanggal 17. Bertempat di Rumah Baca A-Zahra Telkom Ketintang Surabaya. Bersama dengan beberapa kawan yang antusias menyambut pertemuan hari itu. Kali ini materi yang dibahas tentang puisi dengan tutor keren bernama Umar Fauzi Ballah. Seorang penyair asal Sampang, Madura. Alumnus Sastra Indonesia Unesa, aktif di KRS (Komunitas Rabo Sore) dan Forum Sarbi. Jatuh cinta pertama kali pada puisi Do`a karya Chairil Anwar saat duduk di kelas 1 SMA yang mengantarnya untuk menulis puisi pertamanya.

Kelas Puisi

Mas Fauzi membagikan pengalaman dan tips & trik untuk membuat puisi yang baik. Dalam sastra modern, puisi sekarang lebih bebas dan tidak terikat pada aturan a-b-a-b atau terdiri dari 4-12 suku kata. Pesan penting yang bisa disampaikan bagi penyair muda seperti kami adalah orisinalitas sebuah karya, baik gagasan, diksi maupun imajinasi yang dipilih harus benar-benar segar. Tema percintaan bagi Mas Fauzi adalah hal yang paling sering diambil, tapi baginya terlalu gengsi untuk menunjukkan rasa cinta yang berlebihan dalam puisinya. Gayanya yang unik, terlihat dari puisi yang ia hasilkan. Ketika ia mengagumi seorang wanita cantik, sebisa mungkin puisinya diarahkan ke formula lain tapi masih berkaitan. Seperti draft puisi Apel-nya. 

Gaya khas santai dan bersahaja

Beberapa hal dikemukakan dengan menarik mengenai persoalan puisi, antara lain :

Ide, Tema dan Judul
Sebuah puisi berawal dari ide atau gagasan penyair. Ide ini akan dituangkan melalui judul atau tema yang dipilih. Menurut mas Fauzi, jangan pernah meremehkan gagasan yang tiba-tiba muncul. Gagasan singkat itu seringkali bersifat seperti ilham. Segera catat dan simpan baik-baik. Gagasan atau ide yang sering muncul dapat sampai dengan berbagai media. Melalui status jejaring sosial seperti Facebook, twitter, dan lain sebagainya. Jika menemukan status yang menarik, segera copy paste di tempat yang aman. Setelah itu kembangkan menjadi sebuiah paragraf. Munculnya sebuah judul masing-masing penyair berbeda. Adalakanya penyair mengawali proses dari menyusun kalimat-kalimat indah, baru ketemu judul. Atau judul diketahui lebih dulu, dan dengan itu ia menyusun bait-bait. Yang pasti ketiga unsur ini saling mendukung dan menjadi pintu utama membaca sebuah sajak.

Diksi
Elemen penting selanjutnya adalah diksi atau pemilihan kata yang baik. Seorang penyair dituntut untuk memiliki perbendaharaan yang luas. Penguasaan kata dapat diperoleh dengan membaca, terutama karya sastra.Dengan membaca, lambat laun penulis akan memperkaya perbendaharaan katanya. 

Imajinasi dan Pencitraan
Elemen penting berikutnya adalah imajinasi. Seorang penyair dituntut untuk memiliki imajinasi yang tinggi untuk memperoleh efek keindahan, begitu kata Budi Darma. Dalam puisi, imajinasi dibutuhkan sebagai pendukung logika ataupun estetika bahasa yang berwujud pemajasan. 

Tipografi
Adalah perwajahan dalam puisi. Berwujud luaran seperti bentuk atau lukisan sebuah sajak. Tipografi dapat berupa penataan bait atau jumlah baris dalam setiap bait, jumlah kata dalam satu baris. Karena itu, tipografi menjadi sedemikian penting karena ia mempengaruhi makna sebuah puisi, di samping untuk memperoleh efek keindahan perwajahan. Semisal, dalam puisi berjudul Apel, tipografi buah apel lengkap dengan tangkai dan daun dapat dipilih sebagai unsur keindahan dan penguat makna puisi. 

Meluangkan waktu untuk berdiskusi bersama kami

Selain beberapa elemen tersebut, Mas Fauzi juga menjelaskan bahwa puisi adalah karya sastra yang sangat detail, karena dengan pesan singkat berupa permainan kata diharapkan isi puisi dapat tersampaikan dengan baik. Jangan terlalu banyak menggunakan kata sifat seperti jelek, cantik, manis karena kata itu terlalu monoton, pilihlah diksi yang lebih detail. Begitu pesannya. 

Akhir-akhir ini banyak bermunculan komunitas Malam Puisi di beberapa kota di Indonesia, tapi kebanyakan puisi yang ditampilkan bukan puisi yang secara sah disebut puisi. Kebanyakan puisi yang dibuat lebih bersifat luapan emosi, itulah mengapa ia berargumen penulis dibedakan menjadi dua. "P" besar dan "p" kecil. 

Baginya, puisi yang baik adalah puisi yang dapat memberikan ruang untuk berfilosofi dan merenung serta menggetarkan hati bagi pembaca. 

Agenda langganan yang tak boleh tertinggal di akhir acara
Agenda berikutnya Insya Allah kelas cerpen sama Mbak Wina Bojonegoro, sayang sekali, sepertinya aku harus melewatkan kelas spesial ini. 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Surabaya, 13 Dzulhijjah 1434
Rumca Az-Zahra Telkom Ketintang
Rahayu Lestary



Tidak ada komentar:

Posting Komentar