Selasa, 11 Februari 2014

One Click

"Tak perlu risau. Menyesali keindahan dulu adalah kebodohan atas senyum keindahan sekarang. Semua sudah ada yang mengatur"
- SRSL-

Dalam hidup aku belajar untuk percaya bahwa tidak ada keberuntungan yang kebetulan. Kekalahan atau kemenangan adalah dua keputusan akhir yang terbaik. Pada saat itu kita mungkin merasa keputusan itu adalah yang terburuk, namun tanpa disadari waktu terus berjalan dan mempertemukanmu pada keindahan-keindahan baru. Hingga tertutuplah kesedihanmu. 

Seperti kata Darwis Tere Liye, tak ada sehelai daun pun yang jatuh tanpa kehendak-Nya. 
Jika bahagia itu pilihan, mengapa harus memilih sedih sebagai pilihan? 
Ada kalanya kita harus menjadi pahlawan untuk diri sendiri. Sakit untuk bahagia lebih panjang. Bukankah itu jauh lebih baik? Mungkin saat ini kita tersakiti atas sikap orang lain. Namun, ketegasan adalah pengantar untuk kehidupan lebih baik berikutnya. Aku lebih memilih pergi untuk semua sakit daripada bertahan dengan ketidakpastian.

Aku seperti perahu dengan dua nelayan. Dalam satu waktu, kedua nelayan memiliki arah yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama. Nelayan satu memilih berputar ke arah barat, sedangkan nelayan kedua berputar ke arah timur, namun keduanya bermuara di sudut dunia bagian utara. Perahu harus memilih siapa nelayannya, jika tidak ia akan menghadapi arus tebal bertumpuk-tumpuk. Bila hidup adalah pilihan, maka Tuhan adalah pemilik kuasa untuk provokator hati. 

Perahu hanya memiliki dua pilihan, memilih salah seorang nelayan atau bahkan melepas semua dan berjalan menyusuri arus. Selalu ku tanamkan dalam hati bahwa tak ada keputusan yang salah. Setiap keputusan selalu beresiko. 

Kini, aku berjalan dan bertumpu pada dua kaki dan segumpal hati penuh semangat untuk menjemput impian. Cerita itu kini bukan lagi tentangmu. Tapi tentangku dan diriku. Sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar