Senin, 06 Oktober 2014

SELAMAT DATANG OKTOBER!

Oktober ialah bulan dimana usiaku berkurang dalam kalkulasi tahun. 

Aku tak pernah tahu akankah esok masih kutemui dengan nafas yang terhirup-hembus secara sempurna. Pemahaman tentang kematian pun baru kupahami setelah berusia seperempat abad kurang dua tahun dua puluh empat hari. Ah, bila kuingat rasanya malu dan khawatir tak mampu melihat wajahNya dengan ceria nantinya.

Oktober pun menjadi awal kesadaran dan pembuat keputusan besar.

Seperti yang kita ketahui, nikmat itu terdiri dari dua hal yang paling sering kita lalaikan. Yaitu nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang. Enam belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Akupun menyadari bahwa kesempatan itu tak mampu kugunakan dengan sebaik-baiknya. Andai kala itu fokusku terarah tepat pada sasaran, maka kata penyesalan tak akan hinggap dalam diri. 

Pembuat keputusan besar. Oktober menjadi awal untukku benar-benar berstatus sebagai mahasiswa. Akhirnya! 

Beberapa bulan lalu, aku harus memilih untuk bekerja sebagai auditor atau pengusaha. Ternyata Allah begitu baik, kesempatan itu diberikan padaku secara bertahap. Enam bulan menjadi auditor, dan akhirnya melanjutkan sebagai saudagar. Aih, nikmat Allah mana lagi yang kamu dustakan, Tari?

Kegelisahan memang tak cukup dialihkan dengan rekreasi atau pergi bersenang-senang saja. Akan tetapi, kegelisahan harus dicari sumber pangkalnya agar kita tahu bagaimana mengatasi akibatnya. 

Proses pencarian jati diri.
Aku rasa semua orang seharusnya mampu melewati ini pada usia transisi. Namun terkadang merasa bingung juga jika masih menemukan orang tua yang masih tidak beraturan hidup dan bicaranya. Apakah mereka tidak melalui proses ini? Disebutnya apa proses ini oleh mereka? Tanda kejenuhan atau tingkat stress yang meninggi? Ah, aku harus mencari jawabnya.

Mengenal siapa diriku merupakan pintu untuk mewujudkan pencapaian-pencapaian lainnya. Rasa menyesal, bersalah dan malu akan masa lalu seakan menumpuk. Kata andai secara spontan seringkali keluar. 

Kita tak boleh hidup dalam bayangan masa lalu yang penuh dengan penyesalan. Hidup kita untuk saat ini dan masa depan, bila esok tak ingin mengalami penyesalan yang sama maka kita harus melakukan yang terbaik secara terus-menerus. 

Impian itu banyak. Sama halnya dengan cita-cita dan keinginan. Akan tetapi, impian selamanya hanya akan menjadi impian jika tak diimbangi dengan pergerakan.

Ah, setidaknya membuat jadwal harian bagiku merupakan suatu usaha. Dan aku harus mematuhinya. Aku rasa, tak akan ada hal kecil yang sia-sia bila itu baik. Bi idznillah.

Sidoarjo, 07102014
SRSL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar