Senin, 21 Januari 2013

Aku Sayang...

Hari-hari yang menyeruak masuk,
Memaksamu untuk tetap bertahan
Tulang yang kian rapuh
Kulit yang kian keriput
Hembusan nafas yang kian melambat

Hari-hari yang indah takkan lalu begitu saja,
Saat kau menangis, salju ternyata hujan
Dan hujan menjadi air mata di wajahmu

Ku kutuk waktu
Yang tak mau berhenti barang sejenak
Merayunya untuk memberi sejenak waktu menemaninya
Dia yang begitu angkuh, merasa berkuasa atas kepastian.
Dia yang pasti di atas yang pasti

Tidak.
Engkau tetap malaikatku
Bagaimanapun kau terkalahkan oleh waktu,
Aku tetap mengenalmu sebagai malaikat tak bersayapku
Sosok yang menemaniku
Menasihatiku dalam diam,
Yang tak pernah sekalipun kau cubit aku dengan tanganmu
Tak sekalipun kau pukul aku dengan katamu

Engkau begitu teduh
Begitu kuat,
Ah, andai bisa ku temani kau setiap hari.



#Aku tau, catatan kecil ini takkan pernah terbaca olehmu. Kekagumanku, sering kali tak tersampaikan dengan baik. Terkesan aku seorang anak yang menybalkan, yang tak peduli dengan rumah.
Tidak. Bukan begitu. Aku selalu berusaha membahagiakanmu dengan caraku. Hanya cara sederhana yang bisa kuberi.

Menangis aku, setiap pulang, dengan senyum tulus Bapak menyambutku. Selarut apa pun itu. Terkadang rela keluar rumah sekedar membelikan makan untukku. Betapa jahatnya aku.
Gelayutan manjaku selalu ditanggapinya dengan serius. Aku malu. Sungguh malu.

Ya Rabb.. aku percaya Engkau selalu adil terhadap semua makhluk-Mu.
Maafkan, jika selama ini masih kekanak-kanakkan.
Mimpiku, tujuanku, usahaku hanya untuk mereka.
Teruntuk engkau, malaikat tak bersayapku.. I Love You




Tidak ada komentar:

Posting Komentar