Jumat, 11 Januari 2013

Sungguh, Aku Harus Membencimu..

Di ujung gerimis ini aku hanya bisa menatapmu tanpa gairah.
Aku tahu, kini kau mulai membenciku. Tak seharusnya aku bersikap demikian padamu. Senja yang tak kunjung datang, berharap menjemputku dengan impian baru. Aku yang kini bukanlah aku yang kau kenal dulu.

Hari-hari indah, kenangan, aroma itu, rasa itu,, tak akan hilang semudah air laut yang menghapus jejak kaki di pasirnya. Sungguh, aku masih merindukan saat-saat itu. Kebersamaan kita, yang terbalut dengan manisnya madu, membuatku merasa kerdil karena terhempas olehmu.

Kamu yang dulu selalu mengisi rongga waktu dalam tiap detik hidupku,, Maaf..Aku harus meninggalkanmu. Bukan tanpa alasan, bukan karena aku tak cinta, bukan pula karena kau tak seindah dulu. Sungguh, bukan itu..

Aku akan merindukan guratan senyum yang selalu terlukis di wajahmu tat kala aku datang menghampirimu. Kau selalu menyambutku dengan ceria, tanpa banyak ucap kata. Kau selalu bisa membuatku kembali bergairah. Keringat yang ku teteskan, air muka merah padam, lidah yang terbakar. Sungguh satu sensasi hebat yang tak bisa kudapatkan dari partikel apapun di dunia ini selain darimu.

Tapi kini, aku merasa lain denganmu..
Aku yang merasa beda, kau telah merundungku dengan gempuran kesakitan dalam beberapa hari ini. Kesakitan yang membuatku jengah untuk menatap dan menemuimu kembali. 

Kian lama, aku semakin tersadar,, kau bukan untukku. Kau bukan yang terbaik untukku. Kau hanya bisa melukis luka, tak seperti janjimu. Ingatkah kau, kita pernah berikrar untuk melukis pelangi bersama?
Ah, engkau pasti ingat. Sangat ingat.

Tapi sungguh, kini aku harus benar-benar membencimu...
Aku takut semakin sakit..
Ingatlah, sejak siang teduh ini, aku berjanji untuk tak menjamahmu. Sekecil apapun itu.

Sungguh, Aku harus membencimu..Cabai. 
Huehehee,,
Ingat. Sejak hari ini, saya nobatkan 12 Januari sebagai Hari Bebas Cabai. 
Go..Go..!!
Anti cabai...!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar