Rabu, 13 November 2013

Monolog Jiwa

Tak bernyawa
Mati

Mungkin itu kata yang pantas untuk jiwa dan ragaku. Ketika semua anak seusiaku sudah menemukan gairah dan tujuan dalam hidupnya, aku disini terantai seonggok kemalasan. Boleh jadi aku hanya gadis pemimpi yang sangat buruk. Pemimpi. Hanya pemimpi. Berujung omong kosong dan nol besar. Aku tahu, ini tak bagus untuk dibiarkan berlarut.

Ketika aku berdoa pada Tuhan untuk dikirimkan malaikat penolong, aku tak berharap timbul rasa lebih dari teman disana. Aku selalu berdoa agar dipertemukan dengan orang-orang yang mampu menyeretku pada gairah level teratas.

Gairahku pada tulisan. Aku seorang gadis penghayal dengan milyaran hayalan konyol yang dengan begitu saja menguap ketika hendak diwujudkan aksara.

Gairahku pada agamaku. Berharap ada perbaikan akhlak. Mendewasakan diri, agar tidak larut dalam kecewa setelah berucap yang menyakitkan.

Allah Maha Baik.
Itu pasti. Dan kini, aku menunggu kebaikan-Nya kembali…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar