Senin, 07 Juli 2014

Menceracau

Aku seorang pemimpi yang berharap bisa rajin lari pagi. Sebuah impian yang tercatat sejak dua tahun lalu. Impian yang selalu gagal bahkan sebelum terencana. Sepatu kets putih bulukan dan celana training yang berujung pengganti piyama setiap malam, seakan meronta karena tercabut haknya sebagai perangkat olahraga. Alas karet yang semakin mengeras dan lepas.

Aku juga memiliki aquarium berbentuk stoples yang telah pensiun fungsi dan tersimpan tak rapi di atas lemari pakaian. Sudah berapa nyawa yang tinggal di dalamnya. Mulai ikan hias yang hampir setiap minggu ada satu dua yang mati. Terakhir kunyatakan menyerah pada dua ekor kura-kura yang beranjak remaja. Seekor telah mati karena terbatasnya ruang gerak, menyadari semakin berdosa, maka kuputuskan untuk menitipkan pada seorang sahabat untuk dilepaskan ke kolam ikan pekarangan rumahnya. Apa kabar Bags? Pasti cangkangmu semakin besar dan keras. Kuku di selaput jarimu juga pasti semakin panjang dan tajam. Bags, nama kura-kuraku yang tersisa.

Saat masih kecil, aku memiliki seorang teman sekolah dan teman bermain di rumah. Orang tuaku yang berjualan di pasar, membuatku akrab bermain di sekitar pasar saat tak sekolah. Di depan pasar, ada komplek bangunan semacam Plasa yang gagal beroperasi. Setiap sore, aku dan temanku bermain disana. Bersepeda, lari-larian, bersenda gurau maupun tidur bergulung-gulung di pintu masuk yang memang bentuknya naik seperti gundukan. Hampir setiap sore kami menemukan bangkai burung emprit di dekat taman. Bermodalkan ranting kecil, kami berdua menggali sebuah lubang dan menguburkan bangkai di dalamnya. Kemudian, di atas kuburan kami taburkan daun-daun dan rontokan bunga bougenville. Terakhir, kami mendoakan agar arwah burung diterima Allah dengan iringan Surat Al Fatihah. Ah, anak-anak....

Aku bersyukur memiliki sepeda motor bebek tahun 2010-an. Sebuah sepeda motor yang sudah kugambarkan sejak lama warna dan bentuknya, hingga benar-benar terealisasi di tahun 2011. Sepeda yang hampir tidak pernah rewel meski setirnya sedikit bengkok ke kanan. Dia juga tak pernah berontak meski si empunya ini malas memandikan.

Aku masih menyimpan koleksi mainan hadiah dari chiki-chiki sejak jaman eS-De. Mulai koin perak hadiah snack Jari-Jari, pin, crayon tumpuk, kartu gambar Power Rangers, kuku-kuku palsu, gantungan kunci ada loncengnya, sticker blink-blink bentuk huruf, dan masih banyak lagi. Semua kusimpan dalam bekas wadah bedak bayi Rita. 

Aku orang yang suka sayang membuang barang, apalagi jika itu termasuk barang berharga. (Termasuk tiket nonton dan segala hal yang kuanggap bersejarah). Meski pada akhirnya barang-barang tersebut kubuang dengan sendirinya. Hahaha. Siapa yang bisa mengalahkan waktu? Tak terkecuali kenangan. Semua itu absurd, waktulah yang berkuasa. Satu hal yang pasti, bahwa tak ada yang tak pasti. Itu yang kuyakini. 

-SRSL-
AlamSemestaBergejolak, 08072014





Tidak ada komentar:

Posting Komentar