Rabu, 11 Desember 2013

Tuhan, Ijinkan Ku Lihat Rupaku Dalam Cermin

Apakah selamanya aku menjadi aku?
Apakah watak adalah aku?
Apakah karakter adalah takdir?

Di pagi hari sebelum memulai aktifitas, sembari berbenah di depan kaca lemari kamar. Aku selalu menyisihkan waktu untuk berdialog dengan bayangan dalam cermin. Bayangan yang mereka sebut AKU. Sambil manggut-manggut menatap bayangan, ku selipkan doa, "Ya Allah, baikkan akhlakku sebaik Engkau menciptakan diriku". 

Doa lain yang selalu kubisikkan, "Tuhan, pertemukan aku dengan orang baik yang bisa membaikkanku." Dibalik doa itu beriring tanda tanya besar. Aku selalu bertanya balik pada refleksi dalam cermin, Tuhan, apakah orang-orang yang aku temui juga berdoa yang sama denganku? Apakah aku orang baik yang Engkau pilih atas jawaban doa mereka?

Aku percaya setiap perjumpaan adalah bagian dari catatan-Nya. Aku selalu berusaha untuk "mencuri" sesuatu dari setiap orang yang ku temui. Mencuri kesopanannya, mencuri keanggunannya, mencuri ketulusannya, mencuri kesabarannya, mencuri keriangannya, mencuri ketegasannya, mencuri kesederhanaannya, mencuri kewibawaannya, mencuri...mencuri...mencuri...

Aku akan terus berusaha mencurinya dari mereka. Oya, bukankah mencuri kebaikan seseorang tidak akan mengurangi kadarnya? Bukankah setiap kebaikan yang berhasil ditiru adalah amalan jariyah tak terduga baginya?

Aku harus menjadi pencuri...
Tak cukup pencuri hatimu saja. :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar